Berdasarkan laporan dari HBO, film dokumenter terbaru mereka berjudul "Money Electric: The Bitcoin Mystery" mengangkat spekulasi bahwa Len Sassaman, seorang ahli kriptografi yang meninggal pada 2011, mungkin adalah sosok di balik identitas misterius Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin. Meskipun tidak ada bukti konklusif, teori ini memicu perdebatan baru tentang asal-usul cryptocurrency terbesar di dunia dan hubungan potensialnya dengan agensi intelijen.
Beberapa teori konspirasi mengaitkan Satoshi Nakamoto dengan agensi intelijen seperti CIA dan NSA. Penggunaan fungsi hash SHA-256 yang dirancang NSA dalam Bitcoin memicu spekulasi adanya backdoor untuk pengawasan
1. Nama "Satoshi Nakamoto" juga diinterpretasikan oleh sebagian pihak sebagai referensi terselubung ke "Central Intelligence"
2. Meskipun Direktur CIA William Burns mengungkapkan keterlibatan agensinya dalam proyek cryptocurrency, tidak ada bukti konkret yang mendukung klaim bahwa Bitcoin diciptakan oleh badan intelijen manapun
2. Teori-teori ini sebagian besar bersifat spekulatif dan tidak didukung oleh bukti yang dapat diverifikasi.
Len Sassaman, seorang ahli kriptografi dan aktivis privasi, muncul sebagai kandidat kuat dalam spekulasi identitas Satoshi Nakamoto. Beberapa faktor yang mendukung teori ini antara lain:
Keahlian Sassaman dalam kriptografi dan keterlibatannya dalam komunitas cypherpunk.
Waktu kematiannya pada Juli 2011 yang berdekatan dengan komunikasi terakhir Satoshi pada April 2011
Hubungan dekatnya dengan Hal Finney, penerima transaksi Bitcoin pertama dari Satoshi
Gaya penulisan Satoshi yang mirip dengan Sassaman, termasuk penggunaan bahasa Inggris khas Britania Raya
Film dokumenter HBO "Money Electric: The Bitcoin Mystery" yang disutradarai oleh Cullen Hoback dijadwalkan tayang pada 8 Oktober 2024.
Meskipun trailer tidak secara eksplisit menyebutkan kandidat Satoshi, spekulasi di platform taruhan Polymarket menunjukkan hampir 40% dari total volume taruhan US$4,4 juta memperkirakan Len Sassaman sebagai Satoshi Nakamoto
Hoback menyatakan dalam wawancara bahwa mereka memiliki lebih banyak bukti daripada yang bisa dimasukkan ke dalam film, namun mengakui bahwa orang-orang akan tetap memperdebatkannya terlepas dari seberapa kuat kasus yang mereka buat